Penanganan Pencemaran Perairan Laut Menggunakan Kitosan
Penanganan Pencemaran Perairan Laut Menggunakan Kitosan - Hallo semuanya Pembaca Berita, Pada postingan berita kali ini yang berjudul Penanganan Pencemaran Perairan Laut Menggunakan Kitosan, telah di posting di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai akhir. mudah-mudahan berita ini dapat membantu anda semuanya. Baiklah, ini dia berita terbaru nya.
Judul Posting : Penanganan Pencemaran Perairan Laut Menggunakan Kitosan
Link : Penanganan Pencemaran Perairan Laut Menggunakan Kitosan
Anda sedang membaca posting tentang Penanganan Pencemaran Perairan Laut Menggunakan Kitosan dan berita ini url permalinknya adalah https://nyimakpelajaran.blogspot.com/2017/08/penanganan-pencemaran-perairan-laut.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.
Judul Posting : Penanganan Pencemaran Perairan Laut Menggunakan Kitosan
Link : Penanganan Pencemaran Perairan Laut Menggunakan Kitosan
Penanganan Pencemaran Perairan Laut Menggunakan Kitosan
Kitosan merupakan salah satu alternatif bahan yang dapat digunakan untuk mengurangi beban limbah perikanan tersebut. Kitosan dapat diperoleh dari limbah kepiting, udang maupun kerang. Kitosan adalah senyawa yang memiliki gugus amino dengan muatan ion positif, karenanya kitosan dapat mengikat substansi negatif yang salah satunya adalah komponen protein, dengan sifat polielektronik kationiknya kitosan memiliki kemampuan dalam mengkoagulasikan protein dalam limbah cair, sehingga diharapkan dengan adanya kitosan limbah organik tersebut dapat direduksi, diendapkan, dijernihkan, dan di minimalisir hingga dibawah standar baku mutu dan dapat dibuang ke lingkungan agar tidak merusak lingkungan sekitar. Kitosan bahkan dapat digunakan untuk menangani limbah logam berat. Perairan memiliki berbagai macam limbah, seperti limbah organik, limbah anorganik, dan limbah fisik seperti plastik. Kitosan dapat digunakan untuk menangani limbah organik dan anorganik dari perairan laut.
Mekanisme Kitosan Sebagai Pereduksi Limbah Organik
Partikel-partikel protein yang ada di dalam limbah cair industri bersifat tersuspensi dan tidak dapat terendapkan menimbulkan kekeruhan. Partikel-partikel protein tersebut terlalu kecil untuk mengendap dalam suatu periode waktu tertentu dan terlalu kecil untuk disaring. Partikel partikel protein bersifat stabil atau tetap melayang dalam air limbah karena sifat partikel yang saling tolak menolak (Sahubawa, 2009).
Kitosan dapat menyerap limbah cair dengan berbagai cara sebagai berikut (Alimuniar, 1992) :
1. Adsorbsi
Adsobsi adalah peristiwa terikatnya partikel-partikel gas dan zat cair dipermukaan zat padat atau zat cair lainnya. Jadi adsorbsi adalah suatu peristiwa permukaan. Adsorbsi terjadi apabila zat padat bersinggungan dengan gas atau zat cair, pada batas antara dua zat cair dan pada permukaan larutan. Karena adsorbsi terjadi di permukaan, teranglah bahwa daya serap dari suatu adsorben sangat tergantung pada luas permukaannya. Jika luas permukaan adsorben besar maka daya serapnya akan besar dan begitu juga sebaliknya jika permukaan adsorben kecil maka daya serapnya juga akan kecil
2. Absorbsi
Kitosan bersifat polielektrolit anion yang dapat mengikat logam berat,sehingga dapat berfungsi sebagai absorben terhadap logam berat dalam air limbah. Prinsip dasar dari mekanisme pengikatan antara kitosan dan logam berat yang ada pada limbah cair adalah prinsip penukar ion. Gugus amina khususnya nitrogen dalam kitosan akan bereaksi dan mengikat logam dari persenyawaan limbah cair. Kitosan yang tidak dapat larut dalam air akan menggumpalkan logam menjadi flok-flok yang akan bersatu dan dapat dipisahkan dari air limbah. Kitosan dapat bekerja sempurna jika dilarutkan dalam asam.
Menurut Hikmawati (2011), proses reduksi bahan pencemaran oleh kitosan melewati 3 (tiga) tahap yaitu koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi.
1. Koagulasi
Tahap ini terjadi ketika kitosan sebagai koagulan bereaksi dengan partikel ada di dalam limbah. Muatan positif yang dimiliki oleh kitosan menurunkan gaya tolak menolak dan meningkatkan gaya tarik-menarik antara partikel sehingga terjadi ikatan antar partikel membentuk senyawa kompleks. Pada proses ini dilakukan pengadukan cepat (flash mixing).
2. Flokulasi
Pada tahap ini akan terbentuk flok-flok partikel dengan masa dan ukuran yang lebih besar. Pada proses ini dilakukan pengadukan lambat (slow mixing).
3. Agregasi/sedimentasi
Merupakan tahap akhir dimana semua partikel secara berkelompok mengendap di dasar perairan sehingga air limbah akan tampak lebih jernih.
Mekanisme Kitosan Sebagai Pereduksi Limbah Anorganik
Kitosan dapat digunakan untuk mereduksi limbah anorganik pada suatu perairan. Limbah cair yang mengandung logam berat apabila direaksikan dengan reagen yaitu kitosan khususnya dengan gugus aminanya maka akan berubah menjadi koloid dan koloid inilah yang disebut flok (Prayudi & Joko, 2001). Senyawa limbah anorganik pada perairan contohnya adalah Krom. Proses pengendapan merupakan hasil pengikatan gugus amino kitosan dengan logam krom. Gugus amina pada kitosan berikatan dengan logam Cr melalui ikatan koordinasi membentuk senyawa kompleks heksamin krom (III) melalui penggunaan bersama pasangan electron bebas pada gugus amina.
6-NH2 + Cr3+ ----------- [Cr(-NH2)6]3+
Senyawa kompleks yang terbentuk terdiri dari ion krom (Cr 3+) sebagai ion pusat dan molekul amina (-NH2). Senyawa yang terbentuk ini merupakan senyawa kompleks hasil kelasi yang mempunyai ukuran dan masa partikel yang lebih besar dari keadaan sebelumnya. Reaksi pengikatan logam berta oleh kitosan merupakan suatu proses kelasi dimana kitosan memiliki sifat berbeda dibandingkan polisakarida lain dalam bereaksi dengan kation multivalent atau bivalen. Gugus amina pada kitosan memiliki pasangan electron bebas sebagai basa lewis yang berfungsi sebagai donor electron. Elektron bebas inilah yang digunakan untuk berikatan dengan logam membentuk senyawa kompleks (Sahubawa, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Alimuniar, A. 1992. An Economical Techniqus for Produsing Chitosan In Advences In Chitin and Chitosan, Brine. CJ. PA; Sandford. Elsevier Applied Sciences. London.
Hikmawati. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Rajawali Pers. Jakarta.
Prayudi, T, Joko P.S. 2001. Pengaruh Ukuran Partikel Chitosan Pada Proses. Degradasi Limbah Cair Tekstil. Jurnal Teknologi Lingkungan. 2.
Sahubawa, L. 2009. Teknolgi dan Diversifikasi Hasil Perikanan. Bahan Ajar Mata Kuliah Manajemen Limbah Industri Perikanan. Jurusan Perikanan. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada.
Demikianlah Info postingan berita Penanganan Pencemaran Perairan Laut Menggunakan Kitosan
terbaru yang sangat heboh ini Penanganan Pencemaran Perairan Laut Menggunakan Kitosan, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian info artikel kali ini.
Anda sedang membaca posting tentang Penanganan Pencemaran Perairan Laut Menggunakan Kitosan dan berita ini url permalinknya adalah https://nyimakpelajaran.blogspot.com/2017/08/penanganan-pencemaran-perairan-laut.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.
0 Response to "Penanganan Pencemaran Perairan Laut Menggunakan Kitosan"
Posting Komentar