Potensi Trichoderma harzianum Sebagai Agensia Hayati

Potensi Trichoderma harzianum Sebagai Agensia Hayati - Hallo semuanya Pembaca Berita, Pada postingan berita kali ini yang berjudul Potensi Trichoderma harzianum Sebagai Agensia Hayati, telah di posting di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai akhir. mudah-mudahan berita ini dapat membantu anda semuanya. Baiklah, ini dia berita terbaru nya.

Judul Posting : Potensi Trichoderma harzianum Sebagai Agensia Hayati
Link : Potensi Trichoderma harzianum Sebagai Agensia Hayati

MAKALAH TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMASSA
“Potensi Trichoderma harzianum Sebagai Agensia Hayati”







OLEH
AMARA FAIZ WRIAHUSNA
14/367219/PN/13822




FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017




BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Penggunaan agens hayati kini mulai dikembangkan guna mengurangi penggunaan fungisida sintetik dalam mengendalikan patogen yang memiliki banyak kelemahan. Pengertian agens hayati adalah mikroorganisme, baik yang terjadi secara alami seperti bakteri, cendawan, virus dan protozoa, maupun hasil rekayasa genetik (genetically modified microorganisms) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang kemudian dilengkapi lagi dengan kriteria yaitu organisme yang dapat berkembang biak sendiri seperti parasitoid, predator, parasit, artropoda pemakan tumbuhan dan patogen.

Potensi utama dari Trichoderma spp. adalah sebagai agens pengendali hayati jamur patogen pada tanaman. Jamur ini secara alami merupakan parasit yang menyerang banyak jenis jamur penyebab penyakit tanaman (spektrum pengendalian luas). Jamur Trichoderma sp. dapat menjadi hiperparasit pada beberapa jenis jamur penyebab penyakit tanaman, pertumbuhannya sangat cepat dan tidak menjadi penyakit untuk tanaman tingkat tinggi (Purwantisari dan Hastuti, 2009). Potensi jamur Trichoderma spp.  sebagai jamur antagonis yang bersifat preventif terhadap serangan penyakit tanaman telah menjadikan jamur tersebut semakin luas digunakan oleh petani dalam usaha pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) (Sandy et al., 2015).

Jamur Trichoderma spp. dapat menghasilkan enzim kitinase. Menurut Habazar dan Yaherwandi (2006), Trichoderma harzianum menghasilkan enzim kitinase yang mengkatalisatori hidrolisis kitin dari dinding hifa jamur patogen sehingga menyebabkan lisis. Enzim ini terdiri dari eksokitinase, endokitinase dan chitobiosidase.

kitinase merupakan enzim yang penting dalam pengendalian patogen karena aktifitas enzim ini dapat menyebabkan terurainya dinding sel hifa serta perubahan komposisi sitoplasma sel jamur patogenik yang menginfeksi tanaman dan meransang respon resistensi dari tanaman. Enzim kitinase produksi genus Trichoderma spp. lebih efektif dari enzim kitinase yang dihasilkan oleh organisme lain untuk menghambat berbagai fungi patogen tanaman.

Menurut Purwantisari dan Hastuti (2009), Trichoderma spp. selain mampu mengkoloni rhizosfer dengan cepat dan melindungi akar dari serangan jamur patogen, jamur ini juga dapat mempercepat pertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil produksi tanaman yang menjadi keunggulan lain sebagai agen pengendali hayati. Selain itu, menurut Natawigena (1994) penggunaan agen hayati ini relatif aman karena tidak menimbulkan efek samping, baik bagi organisme bukan sasaran maupun lingkungan, tidak menimbulkan resistensi pada patogen dan lebih ekonomis. 

Potensi lain yang dimiliki Trichoderma spp ini adalah dalam keadaan lingkungan yang kurang baik, miskin hara atau kekeringan, jamur ini akan tetap dapat bertahan dengan membentuk klamidospora. Propagul tersebut akan tumbuh dan berkembang kembali apabila lingkungan kembali normal. Hal itu berarti dengan sekali aplikasi saja, Trichoderma akan tetap tinggal dalam tanah untuk selamanya.


B. Tujuan

1. Mengetahui potensi Trichoderma harzianum sebagai agensia hayati

BAB II
PEMBAHASAN


Penggunaan jamur Trichoderma harzianum sebagai agen antagonis karena mempunyai kemampuan antagonis yang tinggi dalam menghambat pertumbuhan jamur patogen. Isolasi jamur Trichoderma sp. dari sampel tanah isolasi jamur Trichoderma sp. bisa dilakukan dengan metode pengenceran. 
Trichoderman harzianum pada PDA dan MEA

A. T. Harzianum pada PDA, B. T.harzianum pada MEA (Dendang, 2013)

Klasifikasi Trichoderma harzianum adalah sebagai berikut :
Kingdom : Fungi
Division : Ascomycota
Subdivision : Pezizomycotina
Class : Sordariomycetes
Order : Hypocreales
Family : Hypocreaceae
Genus : Trichoderma
Species : Trichoderma harzianum
Trichoderma harzianum

Mekanisme yang dilakukan oleh agens antagonis Trichoderma Sp. terhadap patogen adalah mikroparasit dan antibiosis selain itu cendawan Trichoderma sp. juga memiliki beberapa kelebihan seperti mudah diisolasi daya adaptasi luas, dapat tumbuh dengan cepat pada berbagai substrat, cendawan ini juga memiliki kisaran mikroparasitisme yang luas dan tidak bersifat patogen pada tanaman.

Mikroorganisme antagonis adalah mikroorganisme yang mempuyai pengaruh yang merugikan terhadap mikroorganisme lain yang tumbuh dan berasosiasi dengannya. Antagonis meliputi :

a. kompetisi nutrisi atau sesuatu yang lain dalam jumlah terbatas tetapi tidak diperlukan oleh OPT
b. antibiosis sebagai hasil dari pelepasan antibiotoka atau senyawa kimia yang lain oleh mikroorganisme
c. Predasi, hiperparasitisme, dan mikroparasitisme.

Aplikasi isolat-isolat Trichoderma spp. dapat memperlambat masa inkubasi Sclerotium rolfsii pada bibit cabai dibandingkan control (tanpa aplikasi isolat Trichoderma spp.). Menurut Nugroho et al (2001), Trichoderma sp. Juga berpotensi untuk mengendalikan jamur patogen Ustulina zonata, penyebab penyakit charcoal base rot pada tanaman kelapa sawit. Jamur Trichoderma viride memiliki pertumbuhan yang agresif, dapat menutupi koloni jamur lain, menghambat pertumbuhan jamur Fusarium moniliforme, bahkan dapat melisis dinding hifanya dengan enzim yang dihasilkannya, cell wall degrading enzymes/CWDE (Gholib dan Kusumaningtyas, 2006).

Penghambatan pada perlakuan T. harzianum lebih kuat dibanding dengan T. viride,  dan T.  pseudokoningii. T. harzianum lebih kuat menghambat pertumbuhan patogen lodoh secara  in vitro pada patogen lodoh  Pinus merkusii, mengakibatkan terbentuknya zona hambatan yang lebih besar dan menghasilkan kitinase yang lebih efektif mendegradasi kitin dibanding T. Pseudokoningii (Achmad, 1997).
Trichoderma harzianum vs Ganoderma sp. pada PDA dan MEA

A. T. Harzianum vs Ganoderma  sp. dalam PDA, B.  T. Harzianum vs Ganoderma  sp. dalam MEA (Dendang, 2013)

Mekanisme dalam antagonisme antar jasad renik, yaitu antibiosis, kompetisi, dan mikoparasitisme. Terbentuknya zona penghambatan pada media padat merupakan indikasi bekerjanya mekanisme antibiosis. Bekerjanya mekanisme antibiosis tersebut dikuatkan oleh tertekannya pertumbuhan cendawan patogen pada media padat. Terbentuknya penghambatan terhadap pertumbuhan diameter koloni  Ganoderma  sp. diduga karena adanya enzim dan senyawa metabolit yang diproduksi oleh  Trichoderma  spp. yang mungkin mampu merusak dinding sel Ganoderma  sp.. Kerusakan pada dinding sel mengakibatkan rusaknya susunan dan perubahan mekanisme permeabilitas dari mikrosom, lisosom dan dinding sel. Kerusakan pada membran ini memungkinkan ion anorganik yang penting, nukleotida, koenzim dan asam amino berosmosis ke luar sel. Selain itu, kerusakan membran dapat mencegah masuknya bahan-bahan penting ke dalam sel karena membran sitoplasma juga mengendalikan pengangkutan aktif dalam sel (Dendang, 2013).

Mekanisme antibiosis dapat melibatkan metabolit beracun (toksin) atau enzim ekstraseluler yang dihasilkan oleh cendawan antagonis. Trichorderma  sp. menghasilkan toksin trikhor dermin yang merupakan suatu senyawa sesquiterpen, dermadin yaitu asam berbasa tunggal yang aktif terhadap cendawan dengan kisaran yang luas dan meliputi bakteri gram positif dan gram negatif, serta dua senyawa peptida yang bersifat antifungal sekaligus anti bakterial. Tertekannya pertumbuhan cendawan patogen menunjukkan mekanisme kompetisi dalam antagonisme, dalam hal ini cendawan antagonis lebih kompetitif dalam memanfaatkan ruang tumbuh dan nutrisi. Selama Trichoderma spp. tumbuh aktif menghasilkan sejumlah besar enzim ekstra selular ß (1.3) glukonase, dan kitinase, yang dapat melarutkan dinding sel patogen.

Substrat balok kayu yang diperlakukan dengan   T. harzianum  menunjukkan terjadinya sporulasi yang menutupi semua permukaan substrat. Untuk menghancurkan inokulum, maka antagonis yang efektif memarasit patogen, dengan kemampuan saprofitiknya kuat dan beradaptasi dengan baik pada lingkungan fisik tanah tempat antagonis tersebut diinfestasikan (Dendang, 2013).

T. harzianum memiliki sifat antagonis paling baik dibanding dengan Trichoderma dari spesies lain (Dendang, 2013). Penghambatan tersebut terjadi melalui mekanisme antagonisme dengan terbentuknya zona penghambatan.

BAB III
PENUTUP


Potensi utama dari Trichoderma harzianum adalah sebagai agens pengendali hayati jamur patogen pada tanaman. Jamur ini secara alami merupakan parasit yang menyerang banyak jenis jamur penyebab penyakit tanaman (spektrum pengendalian luas). Penggunaan jamur Trichoderma harzianum sebagai agen antagonis karena mempunyai kemampuan antagonis yang tinggi dalam menghambat pertumbuhan jamur patogen. Potensi jamur Trichoderma harzianum  sebagai jamur antagonis yang bersifat preventif terhadap serangan penyakit tanaman telah menjadikan jamur tersebut semakin luas digunakan oleh petani dalam usaha pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) 



DAFTAR PUSTAKA


Achmad. 1997. Mekanisme serangan patogen dan ketahanan inang serta Pengendalian Hayati Penyakit Lodoh pada  Pinus merkusii. [disertasi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Dendang, B. 2013. POTENSI Trichoderma spp. SEBAGAI  AGENS HAYATI DALAM PENGENDALIAN Ganoderma sp. YANG  MENYERANG TANAMAN SENGON. Tesis. Sekolah Pascasarjana IPB.

Gholib, D dan Eni K. 2006. PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN Fusarium moniliforme 
OLEH Trichoderma viride. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006.

Purwantisari, S. Dan Hastuti R.B. 2009. Uji Antagonisme Jamur Patogen Phytophthora infestans Penyebab Penyakit Busuk Daun dan Umbi Tanaman Kentang dengan Menggunakan Trichoderma spp. Isolat Lokal. BIOMA. 11, (1): 24-32

Sandy, A.Y., S. Djauhari, A.W. Sektiono. 2015. IDENTIFIKASI MOLEKULER JAMUR ANTAGONIS Trichoderma harzianum DIISOLASI DARI TANAH PERTANIAN DI MALANG, JAWA TIMUR. Jurnal HPT III:3.



Demikianlah Info postingan berita Potensi Trichoderma harzianum Sebagai Agensia Hayati

terbaru yang sangat heboh ini Potensi Trichoderma harzianum Sebagai Agensia Hayati, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian info artikel kali ini.

Anda sedang membaca posting tentang Potensi Trichoderma harzianum Sebagai Agensia Hayati dan berita ini url permalinknya adalah http://nyimakpelajaran.blogspot.com/2017/09/potensi-trichoderma-harzianum-sebagai.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Potensi Trichoderma harzianum Sebagai Agensia Hayati"

Posting Komentar