Makalah Toksikologi dan Higiene : Toksikan Alami

Makalah Toksikologi dan Higiene : Toksikan Alami - Hallo semuanya Pembaca Berita, Pada postingan berita kali ini yang berjudul Makalah Toksikologi dan Higiene : Toksikan Alami, telah di posting di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai akhir. mudah-mudahan berita ini dapat membantu anda semuanya. Baiklah, ini dia berita terbaru nya.

Judul Posting : Makalah Toksikologi dan Higiene : Toksikan Alami
Link : Makalah Toksikologi dan Higiene : Toksikan Alami

MAKALAH TOKSIKOLOGI DAN HIGIENE
TOKSIKAN ALAMI II





Kelompok 5
Disusun oleh :
Alifa Octaviana Rachma (14/365216/PN/13732)
Abdurrahman Al Anwari (14/366115/PN/13773)
Esa Wahyu Juliantoro (14/367143/PN/13807)
Amara Faiz Wriahusna (14/367219/PN/13822)
Renata Risky Sarastri (14/367360/PN/13835) 




DEPARTEMEN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017



I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Racun adalah zat atau senyawa yang dapat masuk ke dalam tubuh denga berbagai cara yang menghambat respons pada sistem biologis sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit, nahkan kematian. Racun alami adalah zat yang secara alami terdapat pada makhluk hidup dan sebenarnya merupakan salah satu mekanisme dari makhluk hidup tersebut untuk bertahan hidup. zat yang berpotensial memberikan efek berbahaya terhadap mekanisme biologi tertentu pada suatu organisme. Sifat toksik dari suatu senyawa ditentukan oleh: dosis, konsentrasi racun di reseptor “tempat kerja”, sifat zat tersebut, kondisi bioorganisme atau sistem bioorganisme, paparan terhadap organisme dan bentuk efek yang ditimbulkan.

I.2. Tujuan

a. Mengetahui toksin pada mikrobia yaitu intoksikasi dan infeksi
b. Mengetahui mekanisme toksikasi
c. Mengetahui gejala dan akibat keracunan

I.3. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penyusunan makalah ini adalah dapat memberikan informasi mengenai toksin alami pada mikrobia.

II. ISI

A. Intoksikasi

Intoksikasi merupakan keracunan pangan yang disebabkan oleh produk toksik bakteri patogen (baik itu toksin maupun metabolit toksik) disebut intoksikasi. Bakteri tumbuh pada pangan dan memproduksi toksin jika pangan ditelan, maka toksin tersebut yang akan menyebabkan gejala, bukan bakterinya.  Toxin ini dihasilkan oleh patogen saat mengkontaminasi makanan. Adapun karakteristik intoksikasi adalah  :
Toksin dapat bersifat heat labile atau heat stabile
Toksin dalam makanan terkonsumsi dan menyebabkan penyakit
Simptom biasanya berlangsung sangat cepat, misalnya hanya 30 min setelah konsumsi
Symptom tergantung tipe toksin
-gastric symptoms (enterotoxin) 
-neurological symptoms  (neurotoxin)

a. Enterotoxin (menyerang usus)

Bakteri  yang menghasilkan enterotoxin adalah Staphylococcus aureus. Bakteri ini dapat ditemukan di tangan, rambut  dan mudah mencemari makanan yang siap konsumsi . Staphilococcus aureus merupakan bakteri berbentuk kokus/bulat, tergolong dalam bakteri
Gram-positif, bersifat aerobik fakultatif, dan tidak membentuk spora. Toksin yang dihasilkan
bakteri ini bersifat tahan panas sehingga tidak mudah rusak pada suhu memasak normal.
Bakteri dapat mati, tetapi toksin akan tetap tertinggal. Toksin dapat rusak secara bertahap saat
pendidihan minimal selama 30 menit.

Pangan yang dapat tercemar bakteri ini adalah produk pangan yang kaya protein, misalnya daging, ikan, susu, dan daging unggas; produk pangan matang yang ditujukan dikonsumsi dalam keadaan dingin, seperti salad, puding, dan sandwich; produk pangan yang terpapar pada suhu hangat selama beberapa jam; pangan yang disimpan pada lemari pendingin yang terlalu penuh atau yang suhunya kurang rendah; serta pangan yang tidak habis dikonsumsi dan disimpan pada suhu ruang.

Bakteri lain yang menyerang usus selain Staphylococcus aureus adalah  Bacillus ceresu. Bacillus cereus merupakan bakteri yang berbentuk batang, tergolong bakteri Gram-positif, bersifat aerobik, dan dapat membentuk endospora. Keracunan akan timbul jika seseorang menelan bakteri atau bentuk sporanya, kemudian bakteri bereproduksi dan menghasilkan toksin di dalam usus, atau seseorang mengkonsumsi pangan yang telah mengandung toksin tersebut.

Ada dua tipe toksin yang dihasilkan oleh Bacillus cereus, yaitu toksin yang menyebabkan diare dan toksin yang menyebabkan muntah (emesis).

b. Neurotoxin(menyerang syaraf dan terjadi kelumpuhan)

Bakteri yang menghasilkan toksik dan menyerang syaraf adalah Clostridium botulinum . Clostridium botulinum merupakan bakteri Gram-positif yang dapat membentuk spora tahan
panas, bersifat anaerobik, dan tidak tahan asam tinggi. Toksin yang dihasilkan dinamakan
botulinum, bersifat meracuni saraf (neurotoksik) yang dapat menyebabkan paralisis. Toksin
botulinum bersifat termolabil. Pemanasan pangan sampai suhu 800 C selama 30 menit cukup
untuk merusak toksin. Sedangkan spora bersifat resisten terhadap suhu pemanasan normal dan dapat bertahan hidup dalam pengeringan dan pembekuan. Toksin yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum disebut Botulisms yang disebabkan oleh botulinum (neurotoxin)

B. Infeksi

Bakteri patogen dapat menginfeksi korbannya melalui pangan yang dikonsumsi. Dalam hal ini, penyebab sakitnya seseorang adalah akibat masuknya bakteri patogen ke dalam tubuh melalui konsumsi pangan yang telah tercemar bakteri. Untuk menyebabkan penyakit, jumlah bakteri yang tertelan harus memadai. Hal itu dinamakan dosis infeksi. 

Karakteristik dari mikrobia yang menyebabkan  infeksi adalah :
Sel patogen menyerang sel epitel, tumbuh memperbanyak diri serta menginfeksi
Level dosis untuk menginfeksi sangat bervariasi. Secara teori, satu sel hidup berpotensi untuk menyebabkan penyakit. Diperkirakan mulai dari 10 sel (untuk strain yang sangat virulent, seperti E. coli O157:H7) sampai sekitar 105sel atau lebih (untuk strain yang kurang virulent seperti Yersinia enterocolitica) 
Gejala (simptom) biasanya muncul setalah 24 jam tergantung dari jenis patogen 


a. Enteric symptoms

Enteric symptoms menyebabkan infeksi pada usus, dengan gejala meliputi sakit perut, diare (kadang disertai darah), pusing, muntah dan fever. Bakteri penyebab Salmonella, Shigella, EIEC, Vibrio parahaemolytocus, Campilobacter Jejuni, Clostridium perfringens, and Yersinia enterocolitica.

Contoh bakteri penyebab enteric symmptoms adalah Salmonella. Salmonella merupakan bakteri Gram-negatif, bersifat anaerob fakultatif, motil, dan tidak menghasilkan spora. Salmonella bisa terdapat pada bahan pangan mentah, seperti telur dan daging ayam mentah serta akan bereproduksi bila proses pamasakan tidak sempurna. Sakit yang diakibatkan oleh bakteri Salmonella dinamakan salmonellosis. Cara penularan yang utama adalah dengan menelan bakteri dalam pangan yang berasal dari pangan hewani yang terinfeksi. Pangan juga dapat terkontaminasi oleh penjamah yanng terinfeksi, binatang peliharaan dan hama, atau melalui kontaminasi silang akibat higiene yang buruk. Penularan dari satu orang ke orang lain juga dapat terjadi selama infeksi. 

Coltoh mikroba lain yang menyebabkan enteric symmptoms Clostridium perfringens merupakan bekteri Gram-positif yang dapat membentuk endospora serta bersifat anaerobik. Bakteri ini terdapat di tanah, usus manusia dan hewan, daging mentah, unggas, dan bahan pangan kering. Clostridium perfringens dapat menghasilka enterotoksin yang tidak dihasilkan pada makanan sebelum dikonsumsi, tetapi dihasilkan oleh bakteri di dalam usus.

b. Non-enteric symptoms 

Non-enteric symptoms merupakan mikrobia patogen atau toksin melewati intestin dan menyerang jaringan atau organ yang lain . Symptoms tergantung dari tipe organ atau jaringan yang diserang disertai panas. Contoh: Listeria monocytogenes, EHEC, Vibrio vulnificus, and hepatitis A virus.

Bakteri Escherichia coli merupakan mikroflora normal pada usus kebanyakan hewan berdarah panas. Bakteri ini tergolong bakteri Gram-negatif, berbentuk batang, tidak membentuk spora, kebanyakan bersifat motil (dapat bergerak) menggunakan flagela, ada yang mempunyai kapsul, dapat menghasilkan gas dari glukosa, dan dapat memfermentasi laktosa. Kebanyakan strain tidak bersifat membahayakan, tetapi ada pula yang bersifat patogen terhadap manusia, seperti Enterohaemorragic Escherichia coli (EHEC). Escherichia coli O157:H7 merupakan tipe EHEC yang terpenting dan berbahaya terkait dengan kesehatan masyarakat. E. coli dapat masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui konsumsi pangan yang tercemar, misalnya daging mentah, daging yang dimasak setengah matang, susu mentah, dan cemaran fekal pada air dan pangan.

C. Mekanisme infeksi dan toksikasi 

Infeksi 

Bakteri patogen dapat menginfeksi korbannya melalui pangan yang dikonsumsi. Dalam hal ini, penyebab sakitnya seseorang adalah akibat masuknya bakteri patogen ke dalam tubuh melalui konsumsi pangan yang telah tercemar bakteri. Untuk menyebabkan penyakit, jumlah bakteri yang  tertelan harus memadai. Hal itu dinamakan dosis infeksi. Bakteri mempunyai cara untuk dapat masuk tubuh inang dan bertahan dalam tubuh inang setelah dapat melewati :
1) Menembus barrier tubuh inang bagian luar dan mampu masuk ke dalam sel inang,
2) Mampu bertahan dan berkembang biak di dalam sel inang

Intoksikasi 

Intoksikasi adalah penyakit yang disebabkan karena tertelannya toksin dalam makanan yang sebelumnya diproduksi oleh mikroba dalam makanan. Gejala penyakit timbul lebih cepat daripada infeksi yaitu 3-12 jam setelah makanan dikonsumsi, yang ditandai dengan muntah- muntah hebat dan diare (Taylor, 2002 dalam Handayani dan Werdiningsih, 2010). Sedangkan menurut Santoso, (2009) intoksikasi yaitu apabila mikrobia tumbuh dalam  makanan kemudian memproduksĂ­ zat racun (toksik) di dalamnya, dan  makanan tersebut dikonsumsi, maka toxinnya tersebut yang  menyebabkan keracunan, jadi meskipun mikrobianya sudah musnah  pada waktu pengolahan pemanasan, tetapi jika zat racunnya masih stabil maka tetap akan potensi memberikan gejala keracunan. Mekanisme terjadinya intoksikasi dapat melalui kontaminasi luka, mulut/makanan dan inhalasi. Setelah tertelan, usus akan menyerap racun bersama makanan. Metabolisme dari racun ini dapat terjadi pada hati, darah ataupun organ lain. Setelah racun itu masuk, tubuh akan melakukan reaksi untuk mengurangi efek dari racun setelah itu tubuh akan mengeluarkan racun melalui cairan empedu ataupun air seni. Racun yang tidak keluar akan menyebabkan timbulnya gejala- gejala seperti muntah-muntah, diare, dll.

D. Gejala dan akibat keracunan

Gejala keracunan bergantung pada tipe pencemar dan jumlah yang tertelan. Gejala keracunan pangan yang tercemar bakteri patogen biasanya dimulai 2-6 jam setelah mengkonsumsi pangan yang tercemar. Namun, waktunya bisa lebih panjang (setelah beberapa hari) atau lebih pendek, tergantung pada cemaran pada pangan. Gejala yang mungkin timbul antara lain mual dan muntah; kram perut; diare (dapat disertai darah); demam dan menggigil; rasa lemah dan lelah; serta sakit kepala.

Untuk keracunan pangan yang umum, biasanya korban akan pulih setelah beberapa hari. Namun demikian ada beberapa kasus keracunan pangan yang cukup berbahaya. Korban keracunan yang mengalami muntah dan diare yang berlangsung kurang dari 24 jam biasanya dapat dirawat di rumah saja. Hal penting yang harus diperhatikan adalah mencegah terjadinya dehidrasi dengan cara segera memberikan air minum pada korban untuk mengganti cairan tubuh yang hilang karena muntah dan diare. Pada korban yang masih mengalami mual dan muntah sebaiknya tidak diberikan makanan padat. Alkohol, minuman berkafein, dan minuman yang mengandung gula juga sebaiknya dihindarkan. Untuk penanganan lebih lanjut, sebaiknya segera bawa korban ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Korban keracunan yang mengalami diare dan tidak dapat minum (misalnya karena mual dan muntah) akan memerlukan cairan yang yang diberikan melalui intravena. Pada penanganan keracunan pangan jarang diperlukan antibiotika. Pada beberapa kasus, pemberian antibiotika dapat memperburuk keadaan. Jika korban keracunan pangan adalah bayi, anak kecil, orang lanjut usia, wanita hamil, dan orang. yang mengalami gangguan sistem pertahanan tubuh (imun) maka perlu segera dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.

E. Pencegahan Keracunan Pangan

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya keracunan pangan akibat bakteri
patogen adalah:

a. Mencuci tangan sebelum dan setelah menangani atau mengolah pangan.
b. Mencuci tangan setelah menggunakan toilet.
c. Mencuci dan membersihkan peralatan masak serta perlengkapan makan sebelum dan setelah digunakan.
d. Menjaga area dapur/tempat mengolah pangan dari serangga dan hewan lainnya.
e. Tidak meletakan pangan matang pada wadah yang sama dengan bahan pangan mentah untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang.
f. Tidak mengkonsumsi pangan yang telah kadaluarsa atau pangan dalam kaleng yang kalengnya telah rusak atau menggembung.
g. Tidak mengkonsumsi pangan yang telah berbau dan rasanya tidak enak.
h. Tidak memberikan madu pada anak yang berusia di bawah satu tahun untuk mencegah terjadinya keracunan akibat toksin dari bakteri Clostridium botulinum.
i. Mengkonsumsi air yang telah dididihkan.
j. Memasak pangan sampai matang sempurna agar sebagian besar bakteri dapat terbunuh. Proses pemanasan harus dilakukan sampai suhu di bagian pusat pangan mencapai suhu aman (> 700C) selama minimal 20 menit.
k. Menyimpan segera semua pangan yang cepat rusak dalam lemari pendingin (sebaiknya suhu penyimpanan di bawah 50C).
l. Tidak membiarkan pangan matang pada suhu ruang lebih dari 2 jam, karena mikroba dapat berkembang biak dengan cepat pada suhu ruang.
m. Mempertahankan suhu pangan matang lebih dari 600C sebelum disajikan. Dengan menjaga suhu di bawah 50C atau di atas 600C, pertumbuhan mikroba akan lebih lambat atau terhenti.
n. Menyimpan produk pangan yang harus disimpan dingin, seperti susu pasteurisasi, keju, sosis, dan sari buah dalam lemari pendingin.
o. Menyimpan produk pangan olahan beku, seperti nugget, es krim, ayam goreng tepung beku, dll dalam freezer.
p. Menyimpan pangan yang tidak habis dimakan dalam lemari pendingin.
q. Tidak membiarkan pangan beku mencair pada suhu ruang.
r. Membersihkan dan mencuci buah-buahan serta sayuran sebelum digunakan, terutama yang dikonsumsi mentah.

  

III. PENUTUP

Kesimpulan 

a. Intoksikasi merupakan keracunan pangan yang disebabkan oleh produk toksik bakteri patogen (baik itu toksin maupun metabolit toksik) disebut intoksikasi. Dalam hal ini, penyebab sakitnya seseorang adalah akibat masuknya bakteri patogen ke dalam tubuh melalui konsumsi pangan yang telah tercemar bakteri. Untuk menyebabkan penyakit, jumlah bakteri yang tertelan harus memadai atau tergantung dengan dosis infeksi. 
b. Setelah tertelan, usus akan menyerap racun bersama makanan. Metabolisme dari racun ini dapat terjadi pada hati, darah ataupun organ lain. Setelah racun itu masuk, tubuh akan melakukan reaksi untuk mengurangi efek dari racun setelah itu tubuh akan mengeluarkan racun melalui cairan empedu ataupun air seni. Racun yang tidak keluar akan menyebabkan timbulnya gejala- gejala seperti muntah-muntah, diare, dll.
c. Gejala yang ditimbulkan oleh keracunan pangan ini adalah tergantung pada mikroba yang menginfeksinya. Namun sebagian besar gejala yang muncul adalah seperti diare, muntah-muntah, dan disertai sakit kepala.


IV. DAFTAR PUSTAKA

Sentra Informasi Keracunan Nasional, Badan POM RI

Rahayu, Endang S. Bahan  ajar kuliah Keamanan Pangan. Faakultas teknologi pertanian. Universias Gadjah Mada.



Demikianlah Info postingan berita Makalah Toksikologi dan Higiene : Toksikan Alami

terbaru yang sangat heboh ini Makalah Toksikologi dan Higiene : Toksikan Alami, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian info artikel kali ini.

Anda sedang membaca posting tentang Makalah Toksikologi dan Higiene : Toksikan Alami dan berita ini url permalinknya adalah https://nyimakpelajaran.blogspot.com/2017/09/makalah-toksikologi-dan-higiene.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Toksikologi dan Higiene : Toksikan Alami"

Posting Komentar