MORFOLOGI JAMUR BENANG

MORFOLOGI JAMUR BENANG - Hallo semuanya Pembaca Berita, Pada postingan berita kali ini yang berjudul MORFOLOGI JAMUR BENANG, telah di posting di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai akhir. mudah-mudahan berita ini dapat membantu anda semuanya. Baiklah, ini dia berita terbaru nya.

Judul Posting : MORFOLOGI JAMUR BENANG
Link : MORFOLOGI JAMUR BENANG

TUGAS MORFOLOGI JAMUR BENANG


Jamur merupakan protista nonfotosintesis yang tumbuh dengan bercabang, jalinan filament atau hifa yang dikenal dengan sebutan meiselium. Meskipun hifa memiliki sekat-sekat, namun sekat-sekat ini berlubang sehingga inti dan sitoplasma bisa leluasa melewatinya. Jadi secara utuh, organisme adalah coenocyte atau bentukkan berinti banyak dengan sioplasma yang berhubungan berada dalam deretan tabung yang bercabang. Tabung ini dibentuk dari polisakarida yang kritin, yang mirip dengan dinding sel. Bentuk miselia ini disebut mold, jenis lain seperti ragi, tidak membentuk miselium tapi mudah dikenali sebagai fungsi pada umumnya (Dwidjoseputro, 1994).

Jamur benang atau kapang adalah golongan fungi yang membentuk lapisan jaringan miselium dan spora yang tampak, tetapi tidak dapat membentuk badan buah yang makroskopis.  Misselium terdiri dari filament tubular yang tumbuh yaitu hifa. Antara satu hifa dengan hifa yang lain biasanya dipisahkan oleh septa. Septa memiliki pori-pori yang memungkinkan organel, bahkan terkadang nucleus, untuk lewat. Beberapa hifa bersifat coenositik (memiliki banyak inti), dan tidak memiliki septa. Hifa dapat memiliki beberapa modifikasi, seperti hifa reproduktif (untuk berkembang biak), hifa nutritif (untuk menyerap nutrisi), rhizoid (untuk menempel ke inang atau substrat), bahkan pada sepesies tertentu, hifa predasi (berbentuk perangkap yang bisa menjebak nematoda kecil sebagai sumber nutrisi) (Singleton dan Sainsbury, 2006).

Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler atau bersel banyak. Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan dan reproduksinya. Jamur ada yang mikro dan ada juga yang makro. Jamur berukuran mikro tidak dapat dilihat secara kasat mata jika masih dalam bentuk sel (Pelczar dan Chan, 1988).

Fungi ada yang bersifat parasit dan ada yang bersifat saprofit. Parasit apabila memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil benda hidup yang ditumpanginya, sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi dapat mensintesa protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat misalnya glukosa, sukrosa, dan maltosa, sumber nitrogen berasal dari bahan organic atau nonorganik (Waluyo, 2005).

Bagian terbesar dari suatu kapang secara potensial mampu untuk tumbuh dan berkembang biak. Inokulasi fragmen yang kecil, sekali dalam medium sudah cukup untuk menghasilkan ataupun memulai individu baru yang akan meneruskan generasi dari generasi sebelumnya pada khamir. Hal tersebut diperoleh dari penanaman  atau menambahkan inokulum pada medium yang segar dengan susunan ataupun bantuan dari jarum transfer, suatu cara yang serupa dengan yang digunakan dengan menggunakan bakteri. Dengan kata lain penanaman ataupun penambahan inokulum pada medium yang segar dengan bantuan jarum transfer pada sel khamir menyerupai hal yang dilakukan pada sel bakteri (Pelczar dan Chan, 1988).

Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula yang bersifat saprofit. Parasit apabila dalam memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil benda hidup yang ditumpanginya, sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi dapat mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat (misalnya glukosa, sukrosa dan maltosa), sumber nitrogen dari bahan organic atau anorganik dan mineral dari substratnya. Ada juga beberapa fungi yang dapat mensintesis vitamin-vitamin yang dibutuhkannya untuk pertumbuhan dan perkembang biakan sendiri, tetapi ada juga yang tidak dapat mensintesis sendiri sehingga harus mendapat dari substrat, misalkan thamin dan biotin (Waluyo, 2005).

Referensi 

Dwidjonoseputro, D. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Malang.

Pelczar. M.J dan Chan, E.C.S. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta.

Singleton P, Sainsbury D.2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology 3rd Edition. John Wiley and Sons. Sussex. England.

Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang.



Demikianlah Info postingan berita MORFOLOGI JAMUR BENANG

terbaru yang sangat heboh ini MORFOLOGI JAMUR BENANG, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian info artikel kali ini.

Anda sedang membaca posting tentang MORFOLOGI JAMUR BENANG dan berita ini url permalinknya adalah https://nyimakpelajaran.blogspot.com/2017/01/morfologi-jamur-benang.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MORFOLOGI JAMUR BENANG"

Posting Komentar