REVIEW "MIE JAKARTA 169 PAK THOYONK"

REVIEW "MIE JAKARTA 169 PAK THOYONK" - Hallo semuanya Pembaca Berita, Pada postingan berita kali ini yang berjudul REVIEW "MIE JAKARTA 169 PAK THOYONK", telah di posting di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai akhir. mudah-mudahan berita ini dapat membantu anda semuanya. Baiklah, ini dia berita terbaru nya.

Judul Posting : REVIEW "MIE JAKARTA 169 PAK THOYONK"
Link : REVIEW "MIE JAKARTA 169 PAK THOYONK"
REVIEW MIE JAKARTA 169 PAK THOYONK


Hi Ama-Ra’s, lama gak ketemu yah. Kali ini saya mau ngomongin tentang Mie Jakarta 169 Pak Thoyonk (uuuu, thoyonk thoyonk thoyonk.... re : sayang). Gak usah baper, tempat makan itu memang namanya kaya gitu, haha. Yah, walaupun setiap kesana saya sering baper karena belum ada yang manggil sayang tiap hari (Ehem...). Seperti biasa, tulisan ini saya buat menurut pendapat pribadi saya, sehingga bisa disebut subjektif, namun saya selalu berusaha menilai sesuatu dengan se-objektif mungkin dan menurut pengalaman yan terjadi sebenarnya. Saya akan selalu menggunakan range 0-10 (dengan makanan 60%, tempat 20%, dan service 20%) untuk menyampaikan penilaian ya. Let’s check it out!

Ini nih tampak depan dari Mie Jakarta 169 Pak Thoyonk

Tampak Depan Mie Jakarta 169 Pak Thoyonk

Mie Jakarta 169 Pak Thoyonk ini terletak di daerah Sagan, untuk mapsnya bisa dilihat di bawah



Lagi-lagi saya iseng nih, mencoba untuk menerka-nerka, kenapa kok namanya Mie Jakarta 169 Pak Thoyonk, karena disana yang dijual juga bukan Cuma mie, tapi ada nasi goreng juga :D. Dari ilmu “otak-atik gathuk” saya, dapat disimpulkan bahwa (ceileh...), Mie Jakarta adalah Mie Jakarta, 169 adalah angka setelah 168 dan sebelum 170 (Ya iyalah, anak SD juga tahu kali, wkwk), dan Pak Thoyonk adalah nama pemiliknya. Setelah saya cari arti angka 169 beginilah hasilnya :

167, 169, 1679 : Di Hong Kong, tujuh (七) dan sembilan (九) keduanya memiliki pengucapan yang mirip adalah dua dari "lima kata yang paling menghina" dalam bahasa Kantonis berarti kelamin laki-laki. Enam di Kanton juga memiliki lafal yang sama untuk kata tidak sopan digunakan untuk menghitung jumlah objek silinder. Oleh karena itu, 167, 169, 1679 dan kombinasi kreatif lainnya (seperti yang terkenal tabu "di-9-9") adalah lelucon kotor di budaya Hong Kong (Sumber)

Jadi, maksudnya mungkin tempat makan ini berjualan mie jakarta, dengan nomor rumah 169, dan yang jualan namanya Pak Thoyonk. Begitulah kira-kira arti dari Mie Jakarta 169 Pak Thoyonk (Ngawur...)

Sejujurnya (ceileh...), saya lumayan sering makan di Mie Jakarta 169 Pak Thoyonk ini. Berikut adalah foto dari daftar menu di tempat makan ini :

























Waktu itu, saya kesana dengan salah satu teman saya. Saya memesan Nasi Goreng Komplit dan Es Jeruk sedangkan teman saya memesan Fu Yung Hai Udang dan Es Teh.

Makanan (60%) :

1. Flavour : 6/10
2. Apperance : 6/10
3. Tekstur : 8/10

Dari segi flavour (rasa dan aroma), menurut saya masih kurang. Saya tidak tahu kenapa, tetapi waktu dulu saya kesana (saya sempat beberapa kali kesana), rasa dari makanannya cukup enak. Nasi Goreng Komplit yang saya makan rasanya lempeng-lempeng saja a.k.a flat, gak ngalor (re : ke utara) dan gak ngidul (re : ke selatan), tidak seperti biasanya. Saya tidak tahu kenapa, tetapi mungkin karena saat itu pembeli sedang ramai jadi mungkin terburu-buru, walaupun seharusnya memang tidak boleh demikian. Rasa dari Nasi Goreng Komplit ini untungnya masih ditolong oleh hadirnya telur, bakso, acar, udang, dan tepung goreng. Oke, saya sempat mencicipi rasa dari Fu Yung Hai Udang milik teman saya, rasa sausnya enak sekali. Dari segi Fu Yung Hai Udang-nya sendiri, udangnya sama sekali tidak terasa. Hal ini mungkin dikarenakan udangnya hanya berkumpul di tengah dan tidak di potong kecil-kecil, sehingga tidak bisa menjangkau ke seluruh bagian Fu Yung Hai. Untuk es jeruk, rasanya terlalu manis mungkin karena terlalu banyak gula dan bahkan hampir tidak terasa jeruknya (re: air gula). Untuk es teh, es-nya kurang untuk ukurang es teh biasanya, bahkan terkesan seperti memesan teh hangat, dan rasa teh-nya juga kurang terasa. Hal inilah yang mendasari saya memberi nilai 6/10 untuk flavour. Foto dari Nasi Goreng Komplit, Fu Yung Hai, Es Jeruk, dan Es Teh dapat dilihat pada foto di bawah ini


Apperance atau kenampakan atau platting biasanya belum terlalu dipikirkan oleh penjual, tapi sebenarnya ini merupakan hal yang penting dalam penyajian makanan. Platting dari Nasi Goreng Komplit yang saya pesan sebenarnya sudah menunjukkan kesan bersih, namun penataannya terkesan kurang rapi. Seperti yang dapat dilihat pada foto di atas, penataan antar elemen (nasi, udang, tepung goreng, telur, bakso) kurang rapi, walaupun hampir semua elemn sudah muncul di permukaan. Platting dari Fu Yung Hai Udang juga menurut saya kurang rapi. Saus yang disiramkan hanya di sedikit bagian membuat kesan kurang rapi semakin menguat. Hal inilah yang mendasari saya memberi nilai 6/10 untuk apperance.

Dari segi tekstur nasi, sudah baik, nasi sudah bisa terpisah sendiri-sendiri dan tidak menyatu. Tekstur nasi sangat penting untuk membuat nasi goreng. Menurut saya, nasi yang baik yang dapat digunakan untuk membuat nasi goreng adalah nasi yang bisa terpisah sendiri-sendiri. Dari tekstur udang, tepung goreng, telur, dan bakso (pentol, aku pengen pentol sing enek endog e) teksturnya sudah baik dan pas. Tekstur dari Fu Yung Hai Udang sudah pas menurut saya. Tekstur dari Fu Yung Hai yang dibuat crispy, lalu disiram dengan saus akan menimbulkan tekstur yang unik. Hal inilah yang mendasari saya memberi nilai 8/10 untuk tekstur.

Tempat (20%) : 6/10



Foto di atas diambil dari salah satu sudut tempat makan ini. Dapat dilihat, terdapat keunikan dari tempatnya, yaitu banyak foto, lukisan, yang dipajang didinding dan hal ini jarang ditemui di tempat makan lain. Namun, hal cukup disayangkan adalah meja tempat saya makan masih berdebu sehingga dapat dibilang kurang bersih. Pada waktu itu, pembeli sangat ramai dan bahkan ada yang sampai tidak kebagian tempat duduk. Saya tidak dapat menyalahkan siapa pun tentang keramaian pembeli, karena kalau berjualan, ya pasti yang diharapkan adalah pembeli yang ramai agar barang dagangannya cepat habis. Hal lain lagi yang membuat tidak nyaman adalah adanya persediaan LPG (elpiji) yang cukup mengganggu pemandangan. Mungkin seharusnya memang dipikirkan penempatannya agar tidak terlihat oleh pembeli namun tetap mudah dijangkau saat ingin mengganti LPG. Hal inilah yang mendasari saya memberi nilai 6/10 untuk tempat.

Service (20%) : 7/10



Dari segi service atau pelayanan, saya cukup mengapresiasi penjual karena mereka melayani pembeli dengan cukup cepat, bahkan dengan keadaan ramai. Untuk kelengkapan alat makan, penjual sudah cukup lengkap menyediakannya, seperti sumpit, sendok, dan garpu, juga kecap manis, kecap asin, dan saus sebagai bumbu pelengkap, mengingat tempat makan ini juga menyediakan Yamie. Selain itu, disediakan juga tisu, tusuk gigi, dan sedotan. Sedotan berguna untuk mempermudah meminum minuman yang dipesan. Tersedia pula sedotan dengan berbagai pilihan warna, jika ingin memesan silahkan mengirim pesan ke nomor di bawah ini (abaikan..). Tusuk gigi juga merupakan hal yang penting jika sewaktu-waktu ada sesuatu yang nyangkut di gigi. Tisu juga penting untuk mengelap apa pun. Penjual masih menggunakan tisu gulungan (a.k.a tisu toilet) dan saya menyayangkan hal ini. Seharunya tisu jenis ini tidak digunakan di tempat makan. Saat makan disini, tidak perlu menyiapkan uang receh untuk pengamen karena sudah ada tulisan “pengamen dilarang masuk”. Hal ini menambah kenyamanan dari pembeli. 1 hal lain adalah saat membeli di tempat ini, tidak perlu membayar parkir dan hal ini sangat baik untuk anak kos seperti saya. Hal inilah yang mendasari saya memberi nilai 7/10 untuk service.

Overall penilaiannya adalah :

Makanan (60%) :
1. Flavour : 6/10
2. Apperance : 6/10
3. Tekstur : 8/10
Makanan           : 4

Tempat (20%) : 6/10
Tempat              : 1,2

Service (20%) : 7/10
Service : 1,4

Sehingga poin total menjadi : 4 + 1,2 + 1,4 = 6,6/10

(Overall Point : 6,6/10)

Sebagai penutup, saya sebenarnya masih juga makan di Mie Jakarta 169 Pak Thoyonk ini, namun yang saya sayangkan adalah adanya ketidakkonsistenan flavour dari makanan yang dijual. Pembeli dari tempat makan ini selalu ramai dari berbagai penjuru Jogja, dan menurut saya, kekonsistenan harus dipertahankan untuk mempertahankan pelanggan. Oiya, 2 hal yang harus menjadi perhatian adalah saat makan disini, tidak perlu menyiapkan uang receh untuk pengamen karena sudah ada tulisan “pengamen dilarang masuk”. Hal ini menambah kenyamanan dari pembeli. 1 hal lain adalah saat membeli di tempat ini, tidak perlu membayar parkir dan hal ini sangat baik untuk anak kos seperti saya (re: hemat beb hemat...).


Maafkan kesalahan kata atau penulisan, dan maaf jika tidak berkenan di hati pembaca. Salam AMA-RA! 



Demikianlah Info postingan berita REVIEW "MIE JAKARTA 169 PAK THOYONK"

terbaru yang sangat heboh ini REVIEW "MIE JAKARTA 169 PAK THOYONK", mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian info artikel kali ini.

Anda sedang membaca posting tentang REVIEW "MIE JAKARTA 169 PAK THOYONK" dan berita ini url permalinknya adalah https://nyimakpelajaran.blogspot.com/2016/12/review-jakarta-169-pak-thoyonk.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "REVIEW "MIE JAKARTA 169 PAK THOYONK""

Posting Komentar